Ubuntu, salah satu distribusi Linux terbesar terus kehilangan popularitasnya. Dari data terbaru DistroWatch, distribusi Linux keluaran Canonical itu kini ada di posisi keempat sebagai distribusi Linux terpopuler. Adapun di peringkat pertama adalah Mint.
Padahal, selama bertahun-tahun, Ubuntu selalu berada di puncak daftar DistroWatch sebagai distro Linux terpopuler. Namun sejak tahun lalu, Ubuntu turun ke posisi kedua sebelum kembali turun ke posisinya saat ini.
Dikutip dari The Inquirer, 25 November 2011, penurunan Ubuntu ke posisi keempat tersebut membuat Fedora milik Red Hat mampu naik ke posisi kedua dan OpenSUSE di posisi ketiga. Linux Mint sendiri, tak hanya mampu mempertahankan posisinya di puncak, menurut catatan, di bulan lalu popularitasnya meningkat 66 persen lebih.
Diperkirakan, Canonical menghadapi kenyataan buruk ini karena keputusannya mendistribusikan Ubuntu dengan Unity desktop sebagai antar muka default-nya. Angka-angka statistik DistroWatch bisa digunakan sebagai bukti yang menyatakan bahwa keputusan perusahaan itu mempertahankan Unity, bukannya Gnome, merupakan langkah yang salah.
Sama seperti Ubuntu, Linux Mint yang berbasis pada Debian juga ditujukan pada pengguna Linux awam. Linux Mint juga mengoptimalkan antarmuka penggunanya lewat Mint Gnome Shell Extensions. Namun tidak seperti Canonical, perubahan yang dilakukan bertujuan untuk membuat antarmuka Linux itu menjadi lebih seperti Gnome 2.
Meski Unity mungkin lebih cocok bagi perangkat yang memiliki layar sentuh, namun mereka yang menggunakan hardware tradisional tampaknya lebih memilih untuk menggunakan desktop manager yang lebih umum seperti Gnome dan KDE.
Padahal, selama bertahun-tahun, Ubuntu selalu berada di puncak daftar DistroWatch sebagai distro Linux terpopuler. Namun sejak tahun lalu, Ubuntu turun ke posisi kedua sebelum kembali turun ke posisinya saat ini.
Dikutip dari The Inquirer, 25 November 2011, penurunan Ubuntu ke posisi keempat tersebut membuat Fedora milik Red Hat mampu naik ke posisi kedua dan OpenSUSE di posisi ketiga. Linux Mint sendiri, tak hanya mampu mempertahankan posisinya di puncak, menurut catatan, di bulan lalu popularitasnya meningkat 66 persen lebih.
Diperkirakan, Canonical menghadapi kenyataan buruk ini karena keputusannya mendistribusikan Ubuntu dengan Unity desktop sebagai antar muka default-nya. Angka-angka statistik DistroWatch bisa digunakan sebagai bukti yang menyatakan bahwa keputusan perusahaan itu mempertahankan Unity, bukannya Gnome, merupakan langkah yang salah.
Sama seperti Ubuntu, Linux Mint yang berbasis pada Debian juga ditujukan pada pengguna Linux awam. Linux Mint juga mengoptimalkan antarmuka penggunanya lewat Mint Gnome Shell Extensions. Namun tidak seperti Canonical, perubahan yang dilakukan bertujuan untuk membuat antarmuka Linux itu menjadi lebih seperti Gnome 2.
Meski Unity mungkin lebih cocok bagi perangkat yang memiliki layar sentuh, namun mereka yang menggunakan hardware tradisional tampaknya lebih memilih untuk menggunakan desktop manager yang lebih umum seperti Gnome dan KDE.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Oke,, Happy commenting di blog dofollow ini, Salam blogger ^_^ !!